Jika Rio Ferdinand saja mengaku sedih, entah bagaimana reaksi Patrice Evra. Yang jelas, nomor 13 itu kini tengah lowong. Pemiliknya, seorang Korea Selatan bernama Park Ji-Sung, sudah hengkang.
Tujuh tahun lalu, pria Korea Selatan yang dikenal ramah dan rendah hati itu datang ke Old Trafford. Siapakah Park? Apakah dia hanya salah seorang Asia yang tugasnya tidak lebih dari alat jualan kaos di negara asalnya? Dan sederet pertanyaan lainnya mengiringi harga empat juta
poundsterling yang dikeluarkan 'Setan Merah' untuknya. Yang sedikit dilupakan, pria Korea Selatan itu adalah bintang bagi PSV Eindhoven, yang salah satu kakinya pernah membobol gawang AC Milan di Liga Champions.
Okelah, kalau membobol gawang AC Milan tidak dianggap sesuatu yang "wah". Tapi, catatan dua trofi Eredivisie dan satu Piala Belanda, di mana ia juga menjadi bagian utama tim, rasanya layak untuk dijadikan acuan. Bersama rekan senegaranya, Lee Young-Pyo, Park adalah bagian penting skuat PSV yang waktu itu ditangani oleh Guus Hiddink. Jika catatan trofi bersama PSV tidak cukup untuk menunjukkan kehebatannya, maka biarkanlah fans-fans PSV sendiri menyerukannya.
Park, seperti layaknya banyak pemain pujaan mana pun di klub lain, dibuatkan lagu khusus oleh para pendukung PSV. Lagu tersebut unik, sedikit berirama disko, dan liriknya hanya terdiri tiga kata; meneriakkan nama lengkap Park. Anda mungkin bisa mencarinya sendiri di YouTube. Park sendiri tersenyum ketika ditanya komentarnya mengenai lagu tersebut.
Park cepat, gesit, dan dalam musim keduanya bersama PSV memberikan banyak assist bagi pemain lain. Kata Sir Alex Ferguson suatu waktu, ia punya kemampuan passing, selalu bergerak, dan punya pemahaman mengenai positioning yang oke. Tidak heran, semasa SD ia kerap menggunakan buku catatannya untuk membuat rute pergerakan pemain dan operan bola.
Tapi, dia pemalu. Hiddink pernah menyarankan, jika Manchester United benar-benar serius ingin menggaetnya, maka sediakanlah seorang penerjemah dan guru Bahasa Inggris. Tapi, ternyata Bahasa Inggris Park tidak jelek-jelek amat. Ia pun masih bisa berbaur dan bahkan bersahabat dengan Carlos Tevez--yang jelas-jelas tidak bisa Bahasa Inggris. Satu-satunya "kelemahannya" ia adalah orang yang kelewat pemalu.
"Setelah tiga atau empat tahun, ia akhirnya keluar dari cangkangnya dan benar-benar berbaur, membuat banyak lelucon," beber Ferdinand.
Bek 33 tahun ini kemudian melanjutkan kalimatnya dengan menjabarkan bahwa ia sedih Park sudah hengkang. Sementara, di sisi lain, ia juga meyakini bahwa Evra bakal lebih sedih lantaran ditinggal hijrah oleh sahabat karibnya.
Bukan rahasia apabila Park dan Evra, bersama Tevez, adalah sahabat karib. Seorang Korea Selatan, seorang Prancis, dan seorang Argentina yang bahkan tidak bisa Bahasa Inggris, yang kerap terlihat bersama-sama. Bahkan beberapa lelucon menyebut bahwa Park dan Evra mirip Jackie Chan dan Chris Tucker--mereka bisa saja membintangi Rush Hour 4.
Sampai tulisan ini dibuat, Evra belum berkomentar mengenai kepergian Park ke Queens Park Rangers. Tapi, jika Anda melakukan pencarian via Twitter dan memfokuskannya pada komentar-komentar fans lokal, Anda mungkin bisa melihat bahwa Park akan cukup dirindukan. Saya pernah menyaksikan dokumentasi kehidupan sehari-harinya di Manchester.
Dalam dokumentasi pendek berjudul "Do You Know Park Ji-Sung?" tersebut salah seorang suporter 'Setan Merah' berkomentar demikian: "Dia sempurna bagi tim kami. Dia bermain selama 89 menit, tapi masih bisa berlari lebih cepat dari semua pemain di lapangan."
Dan begitulah cara Park disukai para suporter; karena kerja kerasnya, karena sikap rendah hatinya. Karena alasan serupalah dia disebut-sebut punya tiga paru-paru. Tapi, di atas semua itu, Park juga adalah tipe pemain yang kerap bersinar pada pertandingan-pertandingan besar. Arsenal adalah tim "favorit" dirinya karena pernah dibobol sebanyak lima kali. Di luar The Gunners, Park juga pernah dan kerap membobol gawang Liverpool dan Chelsea. Dan, Oh.. Jangan tinggalkan AC Milan.
Maka, tiap kali Park main, berkumandanglah chant itu dari mulut para pendukung United; "Park.. Park.. Wherever you may be.."
Di mana pun ia berada. Apakah di Queens Park Rangers nantinya juga? Entahlah. Tapi cerita Park dengan United kini sudah ditutup. Ditutup dengan 11 buah trofi. Jumlah yang sangat banyak jika dia diukur sebagai alat untuk menjual kaos di Korea Selatan sana.
*IA10*
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
kata-kata yang Anda ketik ini akan muncul diatas kotak komentar yang ada dibawah postingan setelah disetujui olah W-gik